Adilkah Tuhan?

Maret 03, 2019 Unknown 0 Comments


Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi
Jika mencoba melihat lebih peka keadaan diri dan lingkungan sosial kita, akan banyak sekali hal yang kita anggap kurang, bahkan tidak memuaskan. Hal-hal terkait dengan kemakmuran, kesejahteraan, kualitas hidup, kualitas spiritual dan lain sebagainya yang sering kita lihat di dalamnya banyak terjadi kesenjangan. Dalam hal demikian negeri ini tidak mungkin kehabisan contoh. Kita dapat melihat di satu tempat di negeri ini ada sekelompok orang yang sangat kaya, namun di tempat lain juga terdapat sekelompok orang yang sangat miskin. Banyak orang cerdas dengan gelar akademis yang menawan, tapi tak sedikit juga orang yang buta aksara. Ada banyak orang alim yang taat pada agama, tapi banyak juga orang tak peduli dengan Tuhannya. Semua ini terkadang menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, "kenapa ya jalan hidup dan nasib orang berbeda-beda?. Kok rasanya Tuhan tidak adil ya? Ada yang hidupnya susah, tapi kok yang lain bahagia? Ada yang urusannya mudah, yang lain kok urusannya susah? Ada yang mudah menerima hidayah, yang lain kok susah? Dan banyak lagi. Intinya bertanya tentang di mana letak keadilan Tuhan. 

Hal seperti ini jika terus berkecamuk di pikiran, dapat menyeret kita pada "ke-galau-an spiritual". Karena kalau terus-menerus dibiarkan tanpa adanya jawaban yang memuaskan, bisa-bisa berujung pada sikap apatis, pesimisme dan fatalisme (terlalu pasrah dan mudah menyerah). 

Sebenarnya keadilan Tuhan tidak semua bisa diungkap dengan kata dan realitas empiris (sesuatu yang dapat diakses oleh indera). Tapi keadilan Tuhan bisa saja berupa satu realitas metafisis (sesuatu yang berada di luar jangkauan indera manusia) yang sengaja tidak diungkap dan disimpan-Nya. Oleh karena hal tersebut disimpan, Tuhan menjadi adil. 

Semisal ada seseorang yang hidupnya susah. Walau sudah bekerja keras, namun Tuhan belum juga mengubah nasibnya. Segala jalan telah ditempuh, namun tidak ada perubahan. Apakah Tuhan tidak adil? Karena banyak orang lain yang kadang hanya duduk-duduk di hotel dan restoran mewah bisa mendapatkan kontrak besar yang bisa kaya dengan mudah. 

Tentu Tuhan tetap adil. Ada rahasia yang hanya Dia yang tahu hikmahnya. Kalau coba mereka-reka, bisa saja hikmah itu ditafsirkan. Misalnya, andaikata dia diberi kemudahan dan dinaikkan derajatnya menjadi orang kaya, jangan-jangan orang ini bisa menjadi sombong atau lebih parah menjadi kufur. Bisa saja kekayaannya menyebabkan dia lupa pada Tuhan. Dengan kekayaannya justru dia berpotensi menjadi hamba durhaka yang tidak mau melaksanakan perintah Tuhan. Malah sebaliknya, kekayaannya dipergunakan untuk berbuat maksiat dan membuat kejahatan. 

Lihatlah, ada banyak orang kaya yang justru tidak bahagia. Hidup di rumah mewah, namun hatinya kosong. Setiap hari hidupnya susah dan gelisah. 
Sebaliknya, ada orang yang hidupnya sederhana atau relatif susah, tapi bahagia. Dia punya waktu banyak untuk beribadah. Ibadah membuat dia tenang dan lebih bahagia. Kedekatannya dengan sang maha pencipta membuat hidup terasa indah dan bermakna. 

Keadilan Tuhan tidak selalu harus dipertanyakan. Yakinlah Tuhan punya rencana di balik semua peristiwa yang terjadi pada hamba-Nya. Yakinlah bahwa Tuhan selalu mengasihi dan cinta pada seluruh hamba-Nya. Setiap makhluk di dunia, bahkan hewan dan tumbuhan pun tidak pernah luput dari anugerah dan kasih sayang-Nya. 

Kita tidak perlu bersedih tentang kegagalan, kesulitan dan pengalaman pahit yang pernah kita alami. Justru kita harus terus bangkit. Karena Man kana yaumuhu khairan min amsihi fahuwa rabihun.. (barang siapa yang hari ini lebih baik dari pada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung..). Jalanilah hari dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri, keluarga, teman dan bahkan bagi semua orang. 

Wallahua'lam.


You Might Also Like

0 komentar: