Perbedaan Nuansa Makna Okoru dan Shikaru

November 15, 2014 @bdul 0 Comments


Di dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata yang berbeda namun memiliki arti yang sama.  Bentuk kata seperti ini dalam bahasa Indonesia disebut sinonim dan dalam bahasa Jepang disebut ruigigo. Salah satu contoh ruigigo yaitu verba okoru dan shikaru. Okoru dan shikaru sama-sama memiliki arti ‘marah’. Namun kedua verba ini juga memiliki perbedaan  nuansa makna.  Karena itu untuk memahami perbedaan makna verba okoru dan shikaru, dalam tulisan ini saya akan menganalisis beberapa contoh kalimat yang berasal dari berbagai macam sumber buku dan internet.

Contoh kalimat yang menggunakan verba okoru.

1.  、父大切落書きしてられた(Nihongo Gakushuuu Tsukaiwake Jiten:158)
Saya dimarahi karena mencoret buku berharga ayah.

2.  、母誕生日れたとっている
Adik perempuan saya marah pada ibu karena lupa hari ulang tahunnya.

3.  父は帰宅の遅い息子を怒った。(Nihongo Kihon Doushi Youho Jiten:90)
Ayah memarahi puteranya yang terlambat pulang ke rumah.

4.      そんなに怒ることはないよ。彼は冗談を言ってるに過ぎない(http://belajarbawel.weebly.com/)
Tidak perlu semarah itu. Dia hanya sekedar bercanda.

Pada empat contoh penggunaan verba okoru diatas, dapat dilihat alasan dan penyebab kemarahan subjek pada  kalimat 1,2,3 adalah perbuatan atau kesalahan orang lain yang dirasa tidak menyenangkan hanya oleh subjek sendiri. Misalnya pada kalimat 1, buku yang dicoret oleh ‘saya’ adalah buku yang sangat penting bagi Ayah, sehingga efek dicoretnya buku hanya berdampak pada ayah saja. Karena itu verba okoru dipakai untuk menunjukkan perasaan marah disebabkan ketidak senangan, ketidak puasan atau ketidak mampuan mentolerir sesuatu. Verba okoru digunakan untuk menyatakan marah dengan alasan pribadi dan tidak objektif sehinga kesannya negatif.
Kemudian pada kalimat 4, merupakan sebuah perintah untuk tidak perlu marah hanya karena sebuah candaan, perintah untuk tidak marah ini bisa jadi disebabkan oleh ekspresi wajah atau perkataan seseorang yang terlihat. Sehingga Verba okoru juga digunakan untuk memarahi seseorang dengan emosional dan ekspresi kemarahan dapat dilihat dari ekspresi wajah atau suara.  

Contoh kalimat dengan menggunakan verba shikaru.

1.  先生宿題れた学生をきびしくった(http://tangorin.com)
Guru memarahi dengan tegas siswa yang lupa mengerjakan PR.

2.  子供のとき、よく母にしかられました。(minna no Nihongo II shoukyuu, hal. 94)
Ketika anak-anak saya sering dimarahi ibu.

3.  兄は、この間父に叱られてから、家の手伝いをするようになった。(Nihongo Gakushuu Tsukaiwake Jiten:158)
‘Setelah abang dimarahi oleh ayah saat itu, dia jadi membantu pekerjaan rumah.’  

4.  親は子供が悪さをするのをしかる。(http://tangorin.com)
 ‘Orang tua memarahi anak-anak mereka yang berperilaku buruk’.

Dari 4 contoh kalimat diatas dapat dilihat alasan penyebab kemarahan dalam tiap kalimat dikarenakan sesuatu kesalahan yang umum bagi setiap orang, artinya setiap orang akan mengerti bahwa perbuatan yang dilakukan itu memang salah. Contohnya pada kalimat 1, wajar guru memarahi murid karena lupa mengerjakan tugas, tidak hanya guru siapaun yang tahu jika ada seorang murid yang tidak mengerjakan tugas pasti akan marah. Sehingga verba shikaru digunakan dalam makna untuk menunjukkan perasaan marah yang wajar dengan tujuan untuk memperingatkan, mengoreksi, menegur, dan memperbaiki sikap, perbuatan salah atau hal buruk yang telah dilakukan seseorang.

You Might Also Like

0 komentar: